Archive for December 2019
BAB 4 Analisis Sistem
ANALISIS
SITEM
A. Langkah-langkah analisis sistem
Di
dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus
dilakukan
oleh analis sistem :
1.
Identify, yaitu mengidentifikasi masalah
2.
Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
3.
Analyze, yaitu menganalisis sistem
4.
Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
1.
Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi
(mengenal) masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan
dalam tahap analisis sistem. Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai suatu
pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan
sasaran dari sistem tidak dapat dicapai. Oleh karena itulah pada tahap analisis
sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi
terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.
Tahapan dalam mengidentifikasi
masalah:
· Mengidentifikasi penyebab masalah
· Mengidentifikasi titik keputusan
· Mengidentifikasi personil-personil
kunci
· Mengidentifikasi penyebab masalah
2. Memahami Kerja Sistem
Langkah kedua dari tahap analisis
sistem adalah memahami kerja dari sistem yang ada. Langkah ini dapat
dilakukan dengan mempelajari secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk
mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan
cara melakukan penelitian. Bila ditahap perencanaan sistem juga pernah
dilakukan penelitian untuk memperoleh data, penelitian ini sifatnya adalah
penelitian pendahuluan (preliminary survey). Sedang pada tahap analisis sistem,
penelitian yang dilakukan adalah penelitian terinci
(detailed survey). Tahapan dalam
memahami kerja sistem:
· Menentukan jenis penelitian
· Merencanakan jadwal penelitian
· Mengatur jadwal wawancara
· Mengatur jadwal observasi
· Mengatur jadwal pengambilan sampel
· Membuat penugasan penelitian
· Membuat agenda wawancara
· Mengumpulkan hasil penelitian
3.
Analisis Sistem
Langkah
ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh
analis sistem
yang masih baru. Pengalaman menunjukkkan bahwa banyak analis sistem yang
masih baru mencoba untuk memecahkan masalah tanpa menganalisisnya.
Hal yang
perlu dianalisis dalam menganalisis sistem:
· Menganalisis kelemahan sistem
· Menganalisis ,masalah pada sistem
· Menganalisis Distribusi Pekerjaan
· Menganalisis Pengukuran Pekerjaan
· Menganalisis Keandalan
· Menganalisis Dokumen
· Menganalisis Laporan
· Menganalisis Teknologi
· Menganalisis kebutuhan informasi
pemakai
4.
Membuat Laporan Hasil Analisis Sistem
Setelah
proses analisis sistem ini selesai dilakukan, tugas berikutnya dari analis sistem
dan timnya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini diserahkan kepada
steering committe (komite/panitia pengarah pengembangan sistem) yang nantinya
akan diteruskan ke manajemen. Pihak manajemen bersama-sama dengan panitia
pengarah dan pemakai sistem akan mempelajari temuan-temuan dan analisis yang
telah dilakukan oleh analis sistem yang disajikan dalam laporan ini.
Tujuan utama
dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah :
· pelaporan bahwa analisis telah selesai
dilakukan
· meluruskan kesalah-pengertian mengenai
apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai
menurut manajemen
· meminta pendapat-pendapat dan
saran-saran dari pihak manajemen
· meminta persetujuan kepada pihak
manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya (dapat berupa meneruskan ke
tahap desain sistem atau menghentikan proyek bila dipandang tidak layak lagi).
BAB 5 Teknik Pengolahan Data
1. Teknik Pengolahan Data
A. Teknik pengumpulan data yang biasa dilakukan
Ada beberapa Teknik Pengumpulan data :
1. Teknik Wawancara
2. Teknik Observasi
3. Teknik Kuisioner
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta dengan mengingat dan merekonstruksi sebuah peristiwa, mengutip pendapat dan opini narasumber.
2. Teknik Observasi
Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol kehebatan (reliabilitas) dan keaslianya (validitasnya).
3. Teknik Kuisioner
Suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
B. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Pengumpulan Data
#Kelebihan
1. Teknik Wawancara
- Dapat menggali kebutuhan user secara lebih bebas
- Dapat langsung menanyakan kepada narasumber
- Dapat menggali bagian yang ingin dicari data nya
2. Teknik Observasi
- Dapat melihat langsung sistem yang sedang berjalan
- mudah dalam mengambil keputusan kedepanya
3. Teknik Kuisioner
- Hasilnya lebih objektif, karena kuisioner dapat dilakukan kepada banyak orang sekaligus
- Mempercepat waktu.
#Kekurangan
1. Teknik Wawancara
- Wawancara akan sulit apabila salah memilih narasumber
- Mudah tidak fokus apabila ada pembicaraan yang lebih seru
2. Teknik Observasi
- Waktu yang dibutuhkan cenderung lebih lama.
- Dapat mengganggu pekerjaan orang-orang pada bagian yang sedang diamati.
3. Teknik Kuisioner
- Cenderung orang malas dalam mengisi kuesioner
- Keterbatasan pertanyaan dan sulit dipahami koresponder
BAB 3 Kebijakan dan Perencanaan Sistem
KEBIJAKAN
DAN PERENCANAAN SISTEM
1. kebijakan sistem
A. Definsi
Kebijakan sistem adalah
landasan dan dukungan dari manajemen puncak untuk membuat perencanaan sistem.
Kebijakan sistem itu sendiri antara lain dilakukan oleh management puncak
untuk mengembangkan suatu sistem
informasi, menyediakan manajemen dengan informasi yang cukup, dan meningkatkan
produktifitas karyawan.
B. Tugas planning staff
Pada Umumnya Staff
Production Planning and Inventory Control memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut:
I. Memimpin dan
bertanggung jawab untuk kegiatan pekerjaan di Bagian PPIC dan Bagian Gudang.
II. Job aktivitas di PPIC
termasuk pengendalian persediaan, pengendalian produksi perencanaan, dan
kontrol pengiriman.
III. Job aktivitas di
gudang, termasuk bahan yang masuk, penyimpanan, penyediaan, dan pengiriman.
IV. Membuat rencana
kegiatan tahunan dan penganggaran untuk basis Departemen PPIC pada rencana
bisnis perusahaan.
V. Membuat laporan
kegiatan. Laporan ini disampaikan kepada Top Management di Management Review
bulanan.
VI. Bertanggung jawab
untuk Program Pengurangan Biaya di Departemen PPIC.
VII. Bertanggung jawab
untuk perbaikan terus-menerus di Departemen PPIC.
VIII. Bertanggung jawab
untuk pengembangan sumber daya manusia di Departemen PPIC.
2. Perencanaan sistem
A.
Tahapan di dalam perencanaan sistem
I. Tahap perencanaan
Perencanaan adalah
membuat semua rencana yang berkaitan dengan proyek sistem informasi.
II.Tahap analisis
Setelah perencanaan
selesai, langkah berikutnya adalah membuat analisa (analyst). bertujuan untuk memahami pemecahan masalah.
III.Tahap design
Setelah proses analisa
selesai, selanjutnya adalah membuat desain (design). Desain adalah langkah yang
sangat penting bertujuan untuk memahami pemecahan masalah yang didapat pada
tahap analisis melalui suatu pemodelan.
IV.Tahap implementasi,
Implementasi adalah
proses untuk menerapkan sistem informasi yang telah dibangun, agar user
menggunakannya menggantikan sistem informasi yang lama dan/atau untuk
menerapkan pemodelan yang telah dibuat menjadi sistem aplikasi sesungguhnya.
B. Studi kelayakan
Studi kelayakan adalah
suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi
kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Studi kelayakan adalah
tahap yang paling penting, karena didalamnya menyangkut berbagai aspek sistem
baru yang diusulkan. Ada enam faktor yang perlu dinilai dalam studi kelayakan,
yaitu :
I.Teknis; tersediakan
hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
II.Pengembalian ekonomis;
dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan
membandingkan
kegunaan dan biayanya ?
III.Pengembalian non
ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan
keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
IV.Hukum dan etika;
akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
V.Operasional; apakah
rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?
VI.Jadwal; mungkinkah
penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
BAB 2 Tinjauan Umum Pengembangan Sistem
1. Pengembangan
Sistem
A. Definisi
Pengembangan
sistem informasi sering disebut sebagai proses pengembangan system.
Pengembangan sistem didefinisikan sebagai menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang
ada.
A. Alasan
Melakukan Pengembangan Sistem
1. Adanya
permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan
yang timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan
sistem yang lama
Ketidakberesan dalam
sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan.
b. Pertumbuhan
organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin
luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi
yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan informasi
yang dibutuhkan manajemen.
2. Untuk
meraih kesempatan-kesempatan
Dalam
keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau efisiensi waktu
sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan rencana-rencana yang
telah disusun untuk meraih kesempatan-kesempatan dan peluang-peluang pasar,
sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan
informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.
3. Adanya
instruksi
Penyusunan
sistem baru karena adanya instrusi-instruksi dari atasan atau luar organisasi
misalnya aturan pemerintah. Dengan adanya pengembangan sistem dari yang lama ke
baru diharapkan terjadi peningkatan-peningkatan sistem yang baru diantaranya:
a. Performance
(kinerja)
Kinerja
sistem harus lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari jumlah pekerjaan yang
dapat dilakukan suatu saat tertentu. Respond time adalah rata-rata waktu yang
tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response
untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
b. Information
(informasi), peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
c. Economy
(ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau keuntungan-keuntungan atau
penurunan biaya yang terjadi.
d. Control
(pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan yang akan terjadi.
e. Efficiency,
peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda dengan ekonomis,
ekonomis berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, efisiensi
berhubungan dengan bagaimana sumberdaya tersebut digunakan dengan pemborosan
yang minimum.
f.
Service (pelayanan), peningkatan terhadap
pelayanan yang diberikan oleh sistem.
2. Pendekatan
pengembangan system
a. Dipandang
dari metodelogi yang digunakan
1. Pendekatan
klasikDisebut
juga pengembangan tradisional / konvensional adalah pengembangan sistem dengan
mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa
pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life
cycle.
2. Pendekatan
terstrukturPendekatan
ini dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yang
dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
b. Dipandang
dari sasaran yang dicapai
1.
Pendekatan Sepotong
Pendekatan yang
menekankan pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.
2.
Pendekatan Sistem
Pendekatan yang
menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi.
c. Dipandang
dari cara kebutuhan system
1.
Pendekatan Bawah Naik
Pendekatan dari level
bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan.
Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan
naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi
tersebut.
2.
Pendekatan Atas Turun
Dimulai dari level atas
yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan
sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis kebutuhan
informasi , lalu proses turun ke pemrosesan transaksi.
d. Dipandang
dari pengembangannya
1.
Pendekatan Sistem menyeluruh
Pendekatan yg
mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.(merupakan ciri -ciri
pendekatan klasik )
2.
Pendekatan Moduler
Pendekatan yg berusaha
memecah sistem yg rumit menjadi beberapa bagian / modul yg sederhana.
e. Dipandang
dari teknologi yang digunakan
1.
Pendekatan Lompatan jauh
Pendekatan yg menerapkan
perubahan menyeluruh secara serentak penggunaan teknologi canggih. Perubahan
ini banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.
2.
Pendekatan Berkembang
Pendekatan yg menerapkan
perubahan canggih hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan akan terus
berkembang.
BAB 1 Konsep Dasar
1. Konsep
Dasar Sistem
A. Definisi
Sistem
sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk melakukan suatu sasaran
tertentu.
Pengertian sistem menurut
para ahli:
1. Indrajit(2001:2) mengemukakan bahwa system
mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur
keterkaitan antara satu unsur dengan lainnya.
2. Jogianto(2005: 2) mengemukakan bahwa
system adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Sistem ini
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu
objek nyata seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan
terjadi.
3. Murdick, R.G, (1991 : 27) suatu system
adalah seperangkat eleman yang membentuk
kumpulan atau prosedur-prosedur/bagian-bagian pengolahan yang mencari suatu
tujuan bagian atau tujuan bersama dengan mengoprasikan data dan /atau barang
pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan/ atau energi dan/atau barang.
B. Karakteristik
Sistem
1. Komponen system (components)
Suatu
sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem
atau bagian-bagian dari system.
2. Batas sistem (boundary)
Batas
sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan luar sistem (environment)
Adalah apapun di luar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
4. Penghubung sistem (interface)
Merupakan media
penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
5. Masukan sistem (input)
Merupakan energi yang
dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance
input) dan masukan sinyal (signal input).
6. Keluaran sistem (Output)
Merupakan hasil dari
energi yang diolah oleh sistem.
7. Pengolah sistem (Process)
Merupakan bagian yang
memproses masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
8. Sasaran sistem (objectives) atau tujuan
(goal)
Kalau sistem tidak
mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
C. Klasifikasi
Sistem
klasifikasi
system adalah suatu bentuk kesatuan antara satu komponen dengan satu komponen
lainnya, karena tujuan dari system tersebut memiliki akhir tujuan yang berbeda
untuk setiap perkara atau kasus yang terjadi dalam setiap system tersebut.
Berikut ini adalah beberapa klasifikasi system :
1. Sistem abstrak
sistem yang berupa
pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, contohnya sistem
teologia.
2. Sistem fisik
merupakan sistem yang ada
secara fisik, contohnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan
sebagainya.
3. Sistem alamiah
sistem yang terjadi
melalui proses alam., contohnya sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem
reproduksi dan sebagainnya.
4. Sistem buatan manusia
sistem yang dirancang
oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan
mesin disebut human-machine system, contohnya sistem informasi.
5. Sistem Tertentu
beroperasi dengan tingkah
laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi
dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan, contohnya sistem
komputer.
6. Sistem tak tentu
sistem yang kondisi masa
depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
7. Sistem tertutup
sistem
yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini
bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya.
Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang
benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara
relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
8. Sistem terbuka
sistem yang berhubungan
dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
2. Konsep
Dasar Informasi
A. Definisi
Informasi dan Data
Informasi
adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima
dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses
transformasi data menjadi suatu informasi. Sedangkan data adalah fakta mentah
atau rincian peristiwa yang belum diolah, yang terkadang tidak dapat diterima
oleh akal pikiran dari penerima data tersebut, maka dari itu data harus diolah
terlebih dahulu menjadi informasi untuk dapat di terima oleh penerima. Data
dapat berupa angka, karakter, simbol, gambar, suara, atau tanda-tanda yang
dapat digunakan untuk dijadikan informasi.
B. Perbedaan Informasi dan Data
I. Informasi adalah hasil pengolahan dari data yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Sedangkan Data lebih cenderung ke penjelasan singkat atau sebuah gagasan yang belum menjelaskan sebuah peristiwa atau hasil kegiatan, data juga tidak bisa digunakan untuk pengambilan keputusan.
II. Informasi dapat berguna dan dapat diterima oleh akal pikiran penerima. Sedangkan Data terkadang tidak dapat digunakan dan diterima oleh akal pikiran penerima.
III. Informasi menghasilkan penjelasan yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan. Data penjualan misalnya merupakan penjelasan yang bersifat mentah, tetapi informasi penjualan per bulan akan dipakai oleh manajemen untuk mengambil suatu keputusan. Sedangkan Data mempunyai lingkup lebih detail dan bersifat teknis.
C. Siklus
Informasi
D. Mutu
Informasi
I. Kualitas Informasi
a) Akurasi (Accuracy) Sebuah informasi harus akurat karena dari sumber informasi hingga penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat mengubah atau merusak informasi tersebut. Informasi dikatakan akurat apabila informasi tersebut tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.Beberapa hal yang dapat berpengaruh
terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:
a. Informasi yang akurat harus memiliki kelengkapan yang baik.
b. Informasi yang dihasilkan oleh proses pengolahan data.
c. Informasi harus aman dari segala gangguan.
b) Tepat Waktu (Timeliness) Informasi
yang dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh
terlambat. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik,
karena informasi merupakan landasan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan
dalam mengambil keputusan akan berakibat fatal bagi perusahaan.
c) Relevansi (Relevancy) Informasi
dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Hal ini berarti bahwa
informasi tersebut harus bermanfaat bagi pemakainya. Relevansi informasi untuk
tiap-tiap orang satu dengan lainnya berbeda.
II. Nilai Informasi
Nilai
suatu informasi ditentukan berdasarkan sifatnya , sebagai berikut :
1. Kemudahan dalam memperoleh
Informasi
memiliki nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.
Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit
diperoleh.
2. Sifat luas dan kelengkapannya
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas
dan lengkap.
3. Ketelitian
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang
tinggi/akurat.
4. Kecocokan dengan pengguna
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan
penggunanya.
5. Ketepatan waktu
Informasi
mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada
saat yang tepat.
6. Kejelasan
Informasi
yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi
dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas/ keluwesannya
Nilai
informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi. Fleksibilitas
informasi diperlukan oleh para manajer/pimpinan pada saat pengambilan
keputusan.
8. Dapat dibuktikan
Nilai
informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan
kebenarannya. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang
diolah.
9. Tidak ada prasangka
Nilai
informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan
prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur
Informasi untuk
pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang
sempurna.
3. Konsep Dasar Sistem Informasi
A. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah sistem yang terdiri manusia
dan komputer yang memproses atau menafsirkan informasi.
B. Perbedaan Informasi dan Data
1. Komponen Input
Merupakan data yang masuk / dimasukkan kedalam sistem informasi.
2. Komponen Output
Adalah informasi atau dokumentasi (data) yang dikeluarkan dan dapat beguna untuk semua manajemen.
3. Komponen Basis Data
Merupakan kumpulan data yang saling berhubungan dan tersimpan didalam komputer menggunakan software database.
4. Komponen Model
Adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memproses data yang ada atau yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan output yang diinginkan.
5. Komponen Teknologi
Yaitu alat dalam sistem informasi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim output juga dapat memantau pengendalian sistem.
6. Komponen Kontrol
Merupakan pengendalian yang dirancang untuk menanggulangi gangguan terhadap sistem informasi.
C. Metodelogi Pengembangan Sistem Informasi
Adapun Macam-Macam Metodologi Pengembangan System:
1. Metode System Development Life Cycle (SLDC)
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya disebut dengan metode tradisional. Metode ini prototype Adalah tahap-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun sistem informasi.
2. Model WATERFALL
Metode pengembangan sistem yang paling tua dan paling sederhana. Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-ubah. Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sequential atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung
3. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iteratife dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
4. Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
5. Model Spiral
yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
6. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek, yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas.
7. Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat.